Industri pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif dalam enam tahun terakhir (2011-2016), meskipun kondisi ekonomi nasional cukup sulit dalam dua tahun terakhir akibat krisis global yang masih melanda, namun pembiayaan konsumen produk kendaraan bermotor justru memperlihatkan tren yang meningkat. Pada tahun 2011 nilai pembiayaan konsumen seluruh kendaraan bermotor di Indonesia mencapai Rp. 157,37 triliun dan ditahun 2016 angkanya meningkat fantastis menjadi Rp. 258,57 triliun.
Menurut riset yang dilakukan CDMI, berdasarkan jenis kendaraan bermotor, tahun 2011 nilai pembiayaan mobil baru mencapai Rp. 69,07 triliun dan tahun 2016 telah melambung menjadi Rp. 112,87 triliun, kemudian pembiayaan sepeda motor tahun 2011 angkanya mencapai Rp. 66,33 triliun, tahun 2016 telah mencapai Rp. 91,79 triliun. Hal yang sama juga terjadi pada pembiayaan mobil bekas yang mencapai Rp. 21,97 triliun ditahun 2011 dan Rp. 53,91 triliun ditahun 2016.
Pesatnya pertumbuhan industri pembiayaan konsumen, tidak lepas dari tingginya kinerja 62 perusahaan yang diteliti CDMI. Perusahaan ini menemukan kejayaan bisnisnya tahun 2015 lalu dengan pendapatan dan laba yang fantastis. Dari 9 perusahaan yang memiliki asset diatas Rp. 10 triliun, PT. Astra Sedaya Finance memimpin dengan pendapatan Rp. 27,54 triliun, disusul PT. Federal International Finance Rp. 25,96 triliun, PT. Adira Dinamika Multi Finance Rp. 24,91 triliun, PT. Oto Multi Artha Rp. 19,71 triliun dan PT. Toyota Astra Financial Service Rp. 15,98 triliun. Dari lima perusahaan ini PT. Federal International Finance memperoleh laba tertinggi yaitu Rp. 1,50 triliun.
Persaingan sengit untuk meraih pendapatan juga terjadi pada 11 perusahaan yang memiliki aset diatas Rp. 5 triliun. PT. Mandiri Tunas Finance memimpin dengan pendapatan Rp. 8,48 triliun, disusul PT. Indomobil Finance Indonesia Rp. 8,08 triliun, PT. Busan Auto Finance Rp. 7,56 triliun, PT. Clipan Finance Indonesia Rp. 6,42 triliun, PT. CIMB Niaga Auto Finance Rp. 5,90 triliun. PT. BCA Finance Rp. 5,70 triliun. Dari ke 6 perusahaan ini, PT. BCA Finance sukses meraih laba tertinggi yaitu Rp. 1,04 triliun. Persaingan sengit untuk 42 perusahaan pembiayaan lain yang memiliki aset diatas Rp. 1 triliun dibahas tuntas dibuku studi ini.
Tingginya pertumbuhan bisnis pembiayaan di Indonesia dan ketatnya persaingan perusahaan-perusahaan untuk memperoleh pendapatan dan laba dengan berbagai strategi yang dijalankan, membuat CDMI tertarik melakukan penelitian yang mendalam. Persaingan akan semakin ketat, karena menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2017 ada tiga investor asal Korea Selatan, Taiwan dan Tiongkok yang masuk ke bisnis ini dengan cara akuisisi dan joint venture. Buku ini mengulas tuntas tentang pertumbuhan industri pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia dan prospeknya hingga tahun 2021 mendatang. Segera dapatkan studi pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia.