E-mail

marketing@cdmione.com

Whatsapp

+62878 7826 0925

Prospek Industri Serat Tekstil di Indonesia

industri tekstil tpt

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) layak ditetapkan sebagai industri strategis karena telah berkontribusi besar terhadap penerimaan negara. Setelah sebelumnya sempat terpuruk, ekspor TPT tahun 2017 lalu meningkat menjadi US$ 12,4 milyar atau naik 4,4 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 11,87 milyar. Banyak kalangan optimis, kedepan kinerja industri TPT akan gemilang seiring pertumbuhan ekonomi yang berpotensi terus membaik.

Walaupun industri TPT nasional telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional, namun industri ini masih banyak mengalami tantangan, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian bersama instansi terkait lainnya telah menjalin sinergi dalam menetapkan kebijakan khusus untuk industri TPT nasional, sehingga bisa bersaing di pasar global.

Membaiknya permintaan TPT tentunya akan mendongkrak permintaan industri tekstil hulu berupa Industri serat tekstil, khususnya jenis serat polyester dan rayon viskosa, sehingga impor meningkat. Untuk mengurangi ketergantungan impor, beberapa produsen serat sintetis terus menambah kapasitas produksi dari 1,2 juta ton tahun
2015 menjadi 1,3 juta ton ditahun 2017 dengan investasi yang fantastis. PT Asia Pacific Fibers mengeluarkan investasi sebesar Rp 400 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 148.000 ton menjadi 198.000 ton dengan merevitalisasi dua pabriknya di Semarang dan Karawang, INDORAMA Group juga menggelontorkan investasi US$ 500 juta, PT Tifico Fiber Indonesia menghabiskan investasi sebesar US$ 14,4 juta untuk meremajakan mesin dan infrastruktur lainnya.

Menurut riset CDMI, impor Polyester Staple Fiber (PSF) Indonesia dalam lima tahun terakhir (2013-2017) berfluktuasi. Pada tahun 2013 impornya sebanyak 134.143 ton senilai US$ 241,09 juta ditahun 2017 impornya telah meningkat menjadi 153.376 ton senilai US$ 171,69 juta. Hal yang sama juga terjadi pada ekspor PSF di tahun 2013 ekspornya sebanyak 68.799 ton senilai US$ 104,57 juta ditahun 2017 meningkat pesat menjadi 145.392 ton senilai US$ 152,36 juta.

Sementara itu kondisi serat buatan lainnya, seperti serat rayon (VRSF) terlihat lebih baik. Tiga perusahaan yang menguasai bisnis serat ini seperti PT. South Pacific Viscose, PT. Indo Bharat Rayon dan PT. Rayon Utama Makmur telah meningkatkan kapasitas produksinya karena tingginya permintaan. Kehadiran perusahaan baru yaitu PT. Saveri Viscose International dengan kapasitas produksi 350.000 ton menambah semarak bisnis ini.

Facebook
Twitter
WhatsApp

Request Quote

Our Services

© 2010 All rights reserved. CDMI Consulting