Tahun 2012 dan 2013 adalah tahun yang berat bagi industri kelapa sawit dalam negeri. Namun dengan potensi besar yang dimiliki, industri ini harus bangkit. Walaupun banyak hal yang merintangi, tahun 2014 dan tahun 2015 di prediksi adalah tahun kebangkitan industri sawit dalam negeri, indikasinya adalah harga CPO yang terus meningkat dan permintaan ekspor CPO yang mulai tumbuh, terutama untuk pasar India, Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pemerintah mencari peluang ekspor CPO ke pasar baru di Asia Pacific melalui perjanjian perdagangan terbatas atau Preferential Trade Agreement (PTA). Lobi-lobi yang dilakukan tampaknya berhasil terbukti dengan kesepakatan PTA antara Indonesia dan Pakistan yang akan mengimpor CPO dari Indonesia sebanyak dua juta ton per tahun.
Industri kelapa sawit telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi Indonesia. Tahun 2012 lalu total devisa ekspor yang diberikan mencapai US$ 19,5 milyar atau setara Rp. 200 triliun dan di prediksi tahun 2015 mencapai Rp. 300 triliun. Kontribusi ini akan semakin besar karena Indonesia akan menjadi basis industri hilir minyak sawit terbesar di dunia, terutama industri oleokimia. Apalagi pemain utama industri ini semakin tertarik untuk berinvestasi di hilir, seperti WILMAR Group, SINARMAS Group, MUSIM MAS Group, ASIAN AGRI Group, SALIM Group, PERMATA HIJAU Group, CILIANDRA Group, PTPN Group dan lain-lain, bahkan UNILEVER Group juga telah berkomitmen untuk masuk.
Ekspansi perkebunan kelapa sawit juga terus meningkat ratarata mencapai 250.000 hektar per tahun, sehingga luas area saat ini telah mencapai 9,2 juta hektar. Trend perluasan perkebunan kelapa sawit bergerak ke wilayah Sulawesi dan Papua, investigasi yang dilakukan CDMI menemukan banyak perkebunan kelapa sawit telah berpindah tangan ke pihak asing dengan cara akuisisi, tak heran jika negara seperti Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Belgia dan Inggris telah menguasai lahan kelapa sawit dengan luas ribuan hektar.
Meningkatnya luas perkebunan kelapa sawit tidak diimbangi dengan jumlah pabrik kelapa sawit (PKS). Tahun 2011 lalu jumlah pabrik kelapa sawit hanya 663 unit dengan kapasitas 36.901 ton TBS per jam, tahun 2012 jumlahnya meningkat 695 unit dengan kapasitas 37.213 ton TBS per jam, tahun 2013 di prediksi jumlah PKS bertambah menjadi 713 unit dengan kapasitas 34.628 ton TBS per jam. Hal ini dirasakan masih sangat kurang karena idealnya setiap 7.500 hektar perkebunan kelapa sawit dibutuhkan satu unit PKS, itu artinya saat ini Indonesia membutuhkan lebih kurang 1.200 unit pabrik kelapa sawit.