Indonesia pernah merajai industri kayu dunia pada periode 1980 hingga 1995, saat itu perolehan devisa untuk industri ini mencapai US$ 6 milyar hingga US$ 7 milyar pertahun, serta memberikan kontribusi ekonomi terhadap pendapatan negara sangat besar. Industri kayu juga menciptakan peluang usaha maupun penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Produk kayu dari Indonesia seperti kayu lapis (plywood), kayu olahan, pulp and paper serta industri mebel berjaya di pasar dunia. Namun krisis tahun 1998 telah mengubah segalanya dan menjadikan industri ini jatuh ke titik yang paling rendah, sehingga banyak perusahaan yang bertumbangan dan beralih kepemilikan. Namun industri ini harus bangkit karena masih memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan.
Menurut Departemen Kehutanan Republik Indonesia, jumlah pabrik plywood yang masih beroperasi pada tahun 2013 adalah 150 perusahaan dengan kapasitas produksi 12.396.815 M3 per tahun atau rata rata 82.645 M3 per perusahaan, Jumlah tersebut berarti menurun bila dibandingkan dengan tahun 2000 yang berjumlah 102 perusahaan dengan kapasitas produksi 9.806.505 M3 atau rata rata 96.142 M3 per perusahaan. Sementara tahun 2013 perusahaan yang beroperasi pada industri vinir berjumlah 102 perusahaan dengan kapasitas produksi 3.095.795 M3 per tahun.
Survey yang dilakukan CDMI baru baru ini menunjukkan bahwa, lima propinsi penghasil plywood terbesar adalah Jawa Timur, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Tahun 2013 produksi plywood Jawa Timur sebanyak 705.519 M3, disusul Kalimantan Timur sebanyak 506.148 M3, Jawa Tengah sebanyak 463.640 M3, Kalimantan Selatan sebanyak 397.109 M3 dan Kalimantan Barat sebanyak 270.289 M3. Tahun 2014 produksi tersebut terlihat meningkat. Enam provinsi lain yang juga memproduksi plywood dengan jumlah besar adalah Banten, Papua, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Riau dan Jambi.
Buku studi ini membahas tentang pertumbuhan industri plywood Indonesia dengan segala permasalahan yang dihadapi serta persaingan industri plywood dunia yang saat ini menempatkan Indonesia pada peringkat dibawah China, Jepang, Malysia bahkan Vietnam.