Industri Gula – Indonesia pernah dikenal sebagai salah satu negara eksportir gula terkemuka di dunia dengan memiliki pabrik pengolahan mencapai 179 unit yang tersebar di seluruh Indonesia dengan kapasitas produksi saat itu mencapai 3 juta ton gula pertahun. Kisah sukses tersebut kini hanya tinggal kenangan, industri gula dalam negeri dihadapkan oleh banyak persoalan yang akan terus dibenahi, salah satunya dengan pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki industri gula. Hingga akhir 2011 lalu Indonesia masih memiliki 62 unit pabrik gula tebu yang masih aktif.
Melemahnya industri gula tebu Indonesia yang tidak mampu mengimbangi laju permintaan Gula Kristal Rafinasi (GKR) khususnya untuk industri makanan, minuman dan farmasi yang meningkat pesat telah mendorong pemerintah membuka peluang investasi pembangunan pabrik gula rafinasi dengan menggunakan bahan baku raw sugar impor. Peluang ini dilirik oleh pihak swasta dengan membangun beberapa pabrik gula rafinasi di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Menurut data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2012 lalu ada sekitar 15 investor membangun pabrik gula baru.
Kinerja BUMN, perkembangan industri gula pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang tinggi, itu terlihat dari langkah ekspansi yang mereka lakukan. Menurut informasi yang diterima CDMI, PTPN X telah menyiapkan investasi sebesar Rp. 1 triliun untuk membangun pabrik gula modern di Madura berkapasitas 5.000-7.000 ton tebu perhari. Investasi sebesar Rp. 1,6 triliun juga telah disiapkan oleh 3 BUMN yaitu PTPN III, PTPN XII dan PTPN XI untuk membangun pabrik gula yang sangat modern berkapasitas 7.000 ton tebu perhari di Banyuwangi, Jawa Timur dengan nama pabrik gula GLENMORE. Langkah yang sama juga ditempuh oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang telah menyiapkan investasi sebesar Rp. 1,5 triliun untuk membangun pabrik gula modern berkapasitas 6.000 ton tebu perhari di Gempol.
Kinerja perusahaan gula swasta tak kalah hebatnya dengan terus melakukan ekspansi untuk meningkatkan produksi dengan membangun pabrik baru, seperti PT. Tunas Baru Lampung yang telah membangun pabrik gula rafinasi berkapasitas 600 ton perhari dengan investasi senilai Rp. 600 milyar yang berlokasi di Way Linuk, Lampung. Rajawali Group melalui anak usahanya PT. Cendrawasih Jaya Mandiri dan PT. Karya Bumi Papua telah menyiapkan investasi sebesar Rp. 3 triliun untuk menggarap proyek food estate di Papua, salah satunya dengan membangun pabrik gula berkapasitas 12.000 ton perhari. Langkah lebih awal telah dilakukan oleh Wilmar Group, Artha Graha Group, Tiran Group, Sugar Group dan masih banyak yang lain.
Menurut survey yang dilakukan CDMI, saat ini terdapat 8 produsen gula rafinasi dengan total produksi mencapai 3,044 juta ton. Pemain utamanya adalah PT. Angel Products, PT. Jawamanis Rafinasi, PT. Sentra Usahatama, PT. Permata Dunia Sukses Utama, PT. Dharmaphala Usaha Sukses, PT. Sugar Labinta, PT. Makasar Tene dan PT. Duta Sugar International. Ke 8 perusahaan itu terus berusaha meningkatkan produksi gula nya.