Pembangunan infrastruktur di Indonesia dibawah kepemimpinan presiden Jokowi sedang digenjot dibeberapa wilayah untuk mengejar ketertinggalan dan agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya. Presiden Jokowi mengingatkan untuk memenangkan persaingan, memenangkan kompetisi adalah dengan pembangunan infrastruktur. Ini adalah salah satu fondasi yang paling dasar. Presiden mengajak membandingkan jalan tol, pelabuhan, bandara dan fasilitas infrastruktur lainnya dengan negara lain, kita lebih baik atau lebih tidak baik. Karena baru-baru sekarang kita lebih giat dalam pembangunan infrastruktur yang sudah jauh ketertinggalan.
Kepala Negara pun membandingkan biaya transportasi yang sekarang masih lebih mahal antara 2 – 2,5 kali lipat dibandingakan dengan negara tetangga kita Singapura dan Malaysia. Hal ini karena infrastruktur di Indonesia masih belum baik. Untuk itu, semua proyek dikerjakan pagi siang malam untuk menyelesaikan ini, agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.
Untuk percepatan itu, Jokowi mengemukakan, bahwa pemerintah telah membangun di berbagai daerah seperti di Kalimantan 24 proyek, Sulawesi 27 proyek, Maluku-Papua 13 Proyek, Sumatera 61 proyek dan di tempat-tempat lainnya. Dan dari semua proyek yang akan dikerjakan membutuhkan SDM yang handal, terampil dan juga terlatih.
Sesuai laporan Menteri PURP, dibutuhkan setidaknya 7 Juta tenaga konstruksi di seluruh Indonesia, baik yang bekerja di pemerintah, di BUMN, dan di Swasta. Tetapi dari 7 juta tenaga kerja yang ada hanya 9% yang sudah memiliki sertifikasi atau sekitar 600.000 orang.
Baca juga : Pertumbuhan ekonomi, membawa pembangunan infrastruktur lebih maju
Jokowi juga mengemukakan “Kita menjadi tahu bagaimana manajemen proyek di sebuah lokas, bagaimana mengatur mengelola keselamatan, bagaimana mengatur mengelola kebersihan dari proyek-proyek yang ada dan bagaimana memasang bahan-bahan sehingga betul dan presisi sesuai yang dibutuhkan proyek.
Perceptan sertifikasi tenaga konstruksi diikuti peserta 9.700 yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan rincian tenaga terampil (tukang, mandor, suveryor, instruktur, dll) dan tenaga ahli (dibidang k3, manajemen proyek, dan manajemen konstruksi).