Setelah menyandang predikat sebagai investment grade akhir 2011 lalu, investasi asing langsung atau Foreigen Direct Investment (FDI) mengalir deras ke Indonesia, momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia untuk meningkatkan peran yang lebih besar di tingkat ASEAN dan Global. Secara fundamental sebagai negara layak investasi jauh sebelum fitch ratings mengumumkan rating Indonesia.
Salah satu investasi yang banyak dilirik investor adalah sektor industri besi dan baja yang beberapa tahun belakangan ini mengalami pengingkatan yang pesat, seiring dengan meningkatnya pembangunan dibidang konstruksi bangunan gedung seperti perhotelan, perkantoran, apartemen, perumahan, jembatan, industri otomotif, dan lain-lain.
Walaupun ketersediaan bahan baku berupa pellet besi menjadi kendala dan harus diimpor, industri besi baja Indonesia masih sangat berpeluang untuk dikembangkan mengingat masih sangat rendahnya konsumsi besi baja perkapita Indonesia dibanding dengan konsumsi besi baja perkapita di negara ASEAN lainnya. Untuk itu pemerintah sedang giat mengundang investor dalam dan luar negeri untuk mengembangkan sektor ini.
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sebagai perusahaan besi baja terkemuka di Indonesia giat melakukan ekspansi, tahun 2011 lalu perusahaan ini menggandeng BUMN Tiongkok, Metallurgical Corporation of China Ltd untuk membangun pabrik besi dengan sistem tanur tinggi (blast furrence) berkapasitas 1,5 juta ton pertahun senilai Rp 5,92 triliun.
Menurut survey yang dilakukan CDMI, untuk mempertahankan dan memperbaiki posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar baja nasional KRAS akan terus meningkatkan produksi baja nasional mejadi 4,7 juta ton pertahun hingga 2014. Langkah strategis ini tentu saja memerlukan investasi yang tinggi dan memerlukan dukungan dari pihak perbankan.
Hasil investigasi yang dilakukan CDMI Consulting, berkat kinerja KRAS yang terus meningkat dalam empat tahun terakhir ternyata dukungan pihak perbankan dalam negeri terus mengalir seperti Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, dan Bank Rakyat Indonesia telah berkomitmen mendukung langkah ekspansi yang dilakukan KRAS , disamping itu bank asing jiga giat membiayai ekspansi KRAS seperti Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) dan China Bohai Bank (CBB).
CDMI Consulting tertarik untuk membuat studi industri baja di Indonesia dengan judul Studi Tentang Potensi dan Peluang Investasi Industri Besi Baja di Indonesia, 2012. Buku studi ini menjelaskan tentang potensi pertambangan bijih besi di Indonesia, sumber daya dan cadangan mineral besi, produk bijih besi Indonesia, dan minat investor untuk membangun pabrik bijih besi dan baja di Indonesia, disamping itu juga dibahas tentang produk pig iron dan potensi pasar scrap (besi baja bekas).