E-mail

marketing@cdmione.com

Whatsapp

+62878 7826 0925

Industri Pupuk di Indonesia

bisnis pupuk di indonesia

Industri pupuk dalam negeri, Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya adalah petani, sehingga sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting di Indonesia karena mampu menyediakan banyak lapangan kerja, mampu mendukung sektor industri baik industri hulu maupun industri hilir. Terkait dengan masalah tersebut pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi pertanian, karena penggunaan pupuk secara tepat akan menentukan kuantitas dan kualitas produk pertanian yang dihasilkan.

Kebutuhan pupuk baik organik maupun anorganik di Indonesia terus mengalami peningkatan, seiring dengan meningkatnya permintaan dari sektor perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, kopi, tebu, kapas, tembakau, jagung, padi dan masih banyak yang lain. Menurut survey yang dilakukan CDMI, tahun 2011 lalu kebutuhan pupuk organik mencapai 12,3 juta ton, tahun 2012 meningkat mencapai 12,6 juta ton dan tahun 2013 di prediksi mencapai 12,9 juta ton, hal yang sama juga terjadi dengan kebutuhan pupuk anorganik, terbesar adalah pupuk urea dengan tingkat konsumsi rata-rata diatas 70%, sehingga pupuk urea sangat sensitif terhadap harga dan sering mengalami kelangkaan.

Survey CDMI juga menemukan persoalan yang masih membelit industri pupuk nasional adalah belum optimalnya produksi pupuk sehingga terjadi ketimpangan antara demand dan supply, untuk itu kinerja pabrik pupuk milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus ditingkatkan. Tahun 2012 lalu PT Pupuk Indonesia yang merupakan induk BUMN pupuk telah menyiapkan investasi sebesar Rp. 24 triliun hingga tiga tahun kedepan untuk membangun empat pabrik pupuk baru yang juga akan digunakan untuk merevitalisasi pabrik yang sudah tua dan tidak efisien. Langkah ini akan memacu kapasitas produksi yang lebih besar untuk dapat memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri.

Kinerja perusahaan pupuk BUMN juga terus meningkat, itu terlihat dari suksesnya perusahaan tersebut meningkatkan penjualan dan laba bersih, seperti PT. Pupuk Sriwidjaja yang sukses membukukan pendapatan ditahun 2011 lalu sebesar Rp. 32 triliun dan ditargetkan meningkat ditahun 2012 sebesar 40 triliun, hal yang sama juga dialami oleh PT. Pupuk Kaltim yang hingga semester I tahun 2012 sukses membukukan pendapatan sebesar Rp. 6,2 triliun atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp. 4,5 triliun, sementara laba PT. Petrokimia Gresik tahun 2011 lalu sudah melewati Rp. 1 triliun dan di prediksi meningkat
sebesar 20% ditahun 2012.

Kinerja perusahaan pupuk swasta juga tak kalah hebatnya, seperti Group Saraswanti yang terus melakukan ekspansi untuk meningkatkan produksinya. Tahun 2012 lalu perusahaan ini membangun pabrik pupuk NPK keempatnya yang berlokasi di Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur dengan nilai investasi sebesar Rp. 110 milyar. Jenis pupuk yang diproduksi perusahaan ini terdiri dari NPK briket dan granule dengan kapasitas produksi sebesar 370.000 ton pertahun dan akan terus ditingkatkan hingga 710.000 ton pertahun dan berencana membangun pabrik baru di Medan, Palembang dan Kalimantan Tengah. Investasi yang akan disiapkan sebesar Rp. 240 milyar.

Facebook
Twitter
WhatsApp

Request Quote

Our Services

© 2010 All rights reserved. CDMI Consulting