Industri Garam di Indonesia – Garam merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian sebagian besar kebutuhan garam masih didatangkan dari impor. Wilayah Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada dengan panjang 54.716 km, tidak otomatis membuat Indonesia mampu memenuhi kebutuhan garamnya. Hal ini karena penyerap terbesar garam di Indonesia adalah sektor industri, sementara spesifikasi garam lokal belum bisa memenuhi standar garam industri.
Selain karena mutu garam lokal yang rendah dengan kandungan NaCl masih dibawah 96%, harga garam lokal juga relatif mahal. Hal ini karena biaya produksi garam di Indonesia masih amat tinggi, karena metode produksi yang digunakan masih manual dan penggunaan lahan musiman. Sementara harga garam impor lebih murah atau kompetitif.
Faktor kondisi iklim di Indonesia juga tidak menjamin ketersediaan garam. Kelembapan di Indonesia bisa mencapai 80%. Hal ini membuat penguapan manual di tambak garam berjalan lambat, sehingga pasokan garam lokal sangat bergantung kepada musim yang tidak pasti. Impor garam yang berlangsung rutin setiap tahun mendapat tentangan dari petambak-petambak garam dan nelayan-nelayan tradisional. Menurut mereka, kuota impor garam yang diberikan oleh Pemerintah selalu berlebihan. Padahal, pada saat yang sama, petambak garam nasional sedang melaksanakan panen raya. Alhasil, kondisi itu membuat produksi garam nasional mengalami kelumpuhan dan pada akhirnya secara perlahan banyak di antara petambak yang kemudian beralih profesi.
To buy this book please contact us below.
Phone :+6221- 3193 0108 – 9
Whatsapp : +62878 7826 0925 (Mr. Muslim)
E-mail : marketing@cdmione.com
We will send the study report in the form of a Hard Cover book to your address.