Melambatnya pertumbuhan ekononi Indonesia ditahun 2015 yang tumbuh dibawah 5%, berdampak negatif terhadap beberapa sektor industri dalam negeri, namun tidak bagi industri farmasi. Walaupun pertumbuhannya terus menurun, industri farmasi tetap mempertahankan pertumbuhan dua digit dengan omzet pasar mencapai US$ 4,6 milyar atau setara Rp. 56 triliun. Obat dengan resep dokter berkontribusi 59% atau setara US$ 2,7 milyar dan obat bebas berkontribusi 41% atau US$ 1,9 milyar. Indonesia jauh mengalahkan industri farmasi Thailand yang tumbuh 7%, Jepang 2%, Korea Selatan 7% dan Australia 2%. Namun pertumbuhan industri farmasi Indonesia, kalah dibanding China yang tumbuh 21%, India 19% dan Malaysia 11%.
Hasil investigasi CDMI dalam empat tahun terakhir (2012-2015), terhadap perusahaan farmasi di Indonesia, menemukan fakta, banyak diantara perusahaan tersebut yang sukses meningkatkan total asset, penjualan dan labanya. Berkat ekspansi yang terus dilakukan, industri farmasi Indonesia menemukan kejayaan bisnisnya tahun 2014 lalu dengan pendapatan yang spektakuler. PT. KALBE Farma memimpin dengan pendapatan fantastis Rp. 17,3 triliun, kemudian diikuti TEMPO Scan Pacific Rp. 7,5 triliun, PT. KIMIA Farma Rp. 4,5 triliun, PT. BIO Farma di prediksi Rp. 2,2 triliun, PT. SIDO Muncul Rp. 2,19 triliun, PT. BAYER Indonesia Rp. 2,0 triliun, PT. INDO Farma Rp. 1,38 triliun, PT. Darya Varia Laboratoria Rp. 1,1 triliun, PT. MERCK Rp. 863,2 milyar, PT. OTSUKA Indonesia Rp. 566,9 milyar, PT. TAISHO PharmaceuticalIndonesia Rp. 497,5 milyar dan lain lain. Namun ada beberapa perusahaan yang tidak berhasil meningkatkan penjualannya, bahkan ada yang mengalami kerugian.
Memasuki tahun 2016 diprediksi industri farmasi masih mendapat tekanan berat, ditengah ketergantungan impor bahan baku yang masih diatas 90% dan turunnya pertumbuhan obat resep, namun daya tarik investor di sektor farmasi masih tetap tinggi. CDMI juga menemukan beberapa perusahaan farmasi, baik lokal maupun asing memperbesar modal awalnya yang akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi seiring meningkatnya permintaan obat dari dalam dan luar negeri.
Ingin mengetahui perkembangan industri farmasi di Indonesia Anda bisa baca studi Kinerja 25 TOP GROUP PERUSAHAAN FARMASI di Indonesia dilengkapi dengan laporan keuangannya di tahun 2016 – 2017.