Sejak diterapkannya kebijakan penggunaan bahan bakar untuk mesin diesel mengandung 20% biodiesel (B20) pada 1 September 2018, industri biodiesel di Indonesia kembali bergairah. Indikasinya terlihat dari tingginya produksi biodiesel dalam negeri yang mencapai 5,24 juta kilo liter (KL) ditahun 2018 atau meningkat 53,5% dibanding tahun sebelumnya.
Saat ini jumlah perusahaan yang terkait dengan industri biodiesel di Indonesia berjumlah 49 perusahaan dengan total kapasitas 14,02 juta KL. Sebanyak 25 perusahaan aktif memasok kebutuhan biodiesel untuk PERTAMINA dan AKR Corporindo Tbk, sedangkan 24 perusahaan lainnya memproduksi biodiesel untuk kebutuhan sendiri atau di ekspor.
Menurut riset CDMI Consulting, hingga Agustus 2018 lima perusahaan terbesar yang memproduksi biodiesel adalah Wilmar Group melalui dua anak usahanya yaitu PT. Wilmar Nabati Indonesia sebanyak 613.096 KL, PT. Wilmar Bioenergi Indonesia 470.034 KL, PT. Musim Mas 380.565 KL, PT. Bayas Biofuels 252.707 KL, PT. Cemerlang Energi Perkasa 191.840 KL dan masih banyak perusahaan lainnya seperti PT. LDC Indonesia, PT. Multi Nabati Sulawesi, PT. Intibenua Perkasatama, PT. Permata Hijau Palm Oil, PT. Dabi Biofuels, PT. Sinarmas Bio Energi dan lain lain.
Selain untuk kebutuhan dalam negeri, Biodiesel Indonesia juga di ekspor ke berbagai negara. Ekspor tertinggi biodiesel terjadi tahun 2013 lalu yang mencapai 1,94 juta KL senilai US$ 1,40 miliar, ditahun 2014 ekspornya turun menjadi 1,64 juta KL senilai US$ 1,17 miliar. Tiga tahun berikutnya (2015- 2017) ekspor biodiesel Indonesia turun ke titik terendah, akibat tuduhan bea masuk anti dumping dan pengenaan tarif ekspor biodiesel yang tinggi oleh Uni- Eropa.
Ternyata tuduhan Uni-Eropa terhadap biodiesel Indonesia tidak terbukti, sehingga pada tahun 2018 Indonesia memenangkan gugatannya di World Trade Organization (WTO) dan mahkamah Uni-Eropa. Dampaknya ekspor biodiesel Indonesia kembali meningkat menjadi 2,04 juta KL senilai US$ 1,18 miliar. Pada tahun 2018 tiga negara tujuan ekspor terbesar biodiesel Indonesia adalah, China, Italia dan Belanda.
Baca juga : Bioenergi : Energi Alternatif Masa Depan