Tertinggal.., begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan pembangunan infrastruktur di Indonesia, utamanya pembangunan jalan tol. Setelah 70 tahun merdeka, Indonesia hanya memiliki panjang jalan tol dibawah 1.000 kilo meter (km) atau tepatnya sepanjang 949 km. Jangan dibandingkan dengan Malaysia yang telah memiliki jalan tol sepanjang 3.000 km, apalagi membandingkan dengan China yang telah memiliki jalan tol sepanjang 65.100 km.
Melihat kenyataan ini, Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo berambisi untuk membangun jalan tol sepanjang 1.000 km dalam waktu lima tahun. Pemerintah Indonesia sedang berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol dengan menyiapkan anggaran yang fantastis seperti yang tercantum dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 sebesar Rp. 313,5 triliun. Perusahaan pengelola jalan tol, utamanya perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menggenjot kinerjanya untuk mencapai target tersebut. Pemerintah juga telah menyiapkan beberapa ruas jalan tol untuk ditawarkan ke pihak swasta, baik swasta lokal maupun asing.
Menurut survey CDMI, tahun 2015 lalu ruas jalan tol yang dalam konstruksi di seluruh Indonesia sebanyak 26 ruas dengan panjang 1.380,92 km. Terbanyak berada di Pulau Jawa 17 ruas sepanjang 670,13 km, di Sumatera 8 ruas sepanjang 611,77 km dan di Kalimantan 1 ruas sepanjang 99,02 km. Jalan tol terpanjang di Pulau Jawa adalah Probolinggo-Banyuwangi (190 km), sedangkan di Sumatera terpanjang adalah Bakauheni-Bandar Lampung-Terbanggi Besar (140,41 km), disusul ruas tol Kayuagung-Palembang-Betung (137 km) dan ruas tol Pekanbaru-Kandis-Dumai (135 km).
Dalam tiga tahun terakhir, kinerja perusahaan jalan tol di Indonesia memperlihatkan peningkatan yang tinggi, itu terlihat dari tingginya pendapatan yang dihasilkan dengan laba yang sangat fantastis. PT. Jasa Marga Tbk, sebagai perusahaan terbesar menemukan kejayaan bisnisnya tahun 2013 lalu dengan pendapatan Rp. 10,29 triliun, sedangkan PT. Hutama Karya (Persero) mengalami lompatan pendapatan tahun 2014 sebesar Rp. 5,71 triliun. Perusahaan lainnya yang mulai memberikan kontribusi pendapatan di sektor jalan tol adalah PT. Waskita Karya Tbk, PT. Wijaya Karya Tbk dan PT Adhi Karya Tbk. Di prediksi tahun 2016 dan 2017 pendapatan perusahaan ini dan perusahaan lainnya akan semakin melejit.
Gencarnya pembangunan jalan tol di Indonesia dan banyaknya investor yang masuk ke bisnis jalan tol membuat pihak perbankan gencar menyalurkan kreditnya seperti : Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia dan beberapa Bank Swasta. Selengkapnya mengenai perkembangan dan gambaran umum bisnis jalan tol bisa dibaca di studi potensi dan pelaku utama industri jalan tol di Indonesia.