Industri properti Indonesia terus memperlihatkan kejayaannya, disaat industri lain mengalami penurunan akibat lemahnya ekonomi Indonesia dalam tiga tahun terakhir, industri properti tetap meningkat pesat. Hasil investigasi CDMI terhadap 58 Top pengembang Indonesia, memperlihatkan tingginya kinerja perusahaan tersebut, sehingga sukses memperoleh pendapatan dan laba fantastis. Pada tahun 2014 dan 2015 ada lebih dari 100 proyek properti senilai Rp. 559 triliun yang tersebar di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Proyek terbesar ditangani oleh 45 Top pengembang yang terdaftar di bursa Indonesia termasuk pengembang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Tingginya pertumbuhan industri properti juga dinikmati oleh pengembang asing yang gencar melakukan akuisisi lahan di lokasi strategis dan menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama berinvestasi, seperti TOKYU Land yang berinvestasi Rp. 7,1 triliun untuk dua proyek prestisiusnya, HONGKONG Land yang menggandeng SINARMAS Land dengan investasi Rp. 5 triliun, KEPPEL Land juga semakin kuat pengaruhnya, GIC Pte Ltd, lembaga investasi Singapura telah menggandeng GREEN Rajawali Utama dan telah membentuk anak usaha baru, POLLUX Properties Ltd sukses dengan proyek prestisiusnya Chadstone, Cikarang dan masih banyak yang lain seperti CROWN Group dari Australia dan TOLARAM Group yang berbasis di Singapura. Dua group terakhir baru akan dibahas pada penerbitan selanjutnya.
Kinerja perusahaan BUMN di sektor properti juga patut diapresiasi tinggi, hasil investigasi CDMI terhadap enam perusahaan, seperti PP Properti, ADHI Persada Properti, HUTAMA Karya Realty, WIJAYA Karya Realty, WASKITA Karya Realty dan PERUMNAS, semuanya sukses meningkatkan total asset, penjualan dan laba. Sementara pengembang yang menjadi sorotan karena membangun proyek dengan investasi tinggi adalah PT. Synthesis Development, Margahayu Land, Agung Sedayu, AKR Land, Paramount Enterprise International, Forza Land, Hanson Land dan masih banyak yang lain.
Melihat antusiasnya perusahaan diatas, membuat CDMI tertarik untuk melakukan investigasi lebih mendalam dan menemukan fakta, ternyata selain sukses meningkatkan pendapatan dan laba, sebagian perusahaan-perusahaan diatas juga memiliki hutang yang besar, apabila tak pandai mengelolanya akan mengalami kesulitan di masa mendatang.
Selengkapnya Anda bisa baca di Kinerja 58 Top Group Perusahaan Properti di Indonesia 2016 – 2017 beserta laporan keuangan dan investasi pembangunan hotel budget di Indonesia.